YESUS ADALAH ANGGUR YANG BARU

(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa XXII – Jumat, 7 September 2018)

Orang-orang Farisi itu berkata lagi kepada Yesus, “Murid-murid Yohanes sering berpuasa dan sembahyang, demikian juga murid-murid orang Farisi, tetapi murid-murid-Mu makan dan minum.” Jawab Yesus kepada mereka, “Dapatkah sahabat mempelai laki-laki disuruh berpuasa pada waktu mempelai itu bersama mereka? Tetapi akan datang waktunya, apabila mempelai itu diambil dari mereka, pada waktu itulah mereka akan berpuasa.”

Ia menyampaikan juga suatu perumpamaan kepada mereka, “Tidak seorang pun mengoyakkan secarik kain dari baju yang baru untuk menambalkannya pada baju yang tua. Jika demikian, yang baru itu juga akan koyak dan pada yang tua itu tidak akan cocok kain penambal yang dikoyakkan dari yang baru itu. Demikian juga tidak seorang pun menuang anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian, anggur yang baru itu akan mengoyakkan kantong itu dan anggur itu akan terbuang dan kantong itu pun hancur. Tetapi anggur yang baru harus disimpan dalam kantong yang baru pula. Tidak seorang pun yang telah minum anggur tua ingin minum anggur yang baru, sebab ia akan berkata: Anggur yang tua itu baik.” (Luk 5:33-39)

Bacaan Pertama: 1Kor 4:1-5; Mazmur Tanggapan: Mzm 37:3-6,27-28,39-40

Puasa, latar belakang pesta perkawinan, kain penambal dan baju tua, anggur dan kantong kulit penyimpan anggur, semua ini diramu menjadi satu dengan indahnya. Inilah contoh betapa kreatif cara mengajar Yesus, Sang Guru. Bagi para murid, bersama Yesus, sang mempelai laki-laki yang sudah sekian lama dinanti-nantikan, sudah barang tentu tidak seperti pengalaman-pengalaman mereka sebelumnya. Menerima Yesus, bagi para murid juga samasekali tidak seperti yang selama itu mereka tahu. Semua kategori yang lama, aturan-aturan yang lama, dan bahkan harapan-harapan yang lama tidak berlaku lagi.

Kita semua diciptakan dengan kapasitas – dan kebutuhan – yang luarbiasa untuk menerima cintakasih, terutama sekali kasih Allah. Namun karena efek-efek dosa dalam hidup kita, kapasitas kita untuk menerima kasih Allah menjadi banyak terhalang, dengan kata lain menjadi semakin menciut. Karenanya kita mungkin berupaya memenuhi kebutuhan kita akan afeksi ilahi dengan mencari kepuasan-diri, dengan mencoba agar kita dapat diterima oleh orang-orang lain, dengan mencoba melakukan pekerjaan-pekerjaan yang baik, atau dengan mengumpulkan harta benda kekayaan. Akan tetapi dalam hati, kita merasa bahwa tidak ada satu pun dari upaya yang disebutkan tadi, yang sungguh dapat mengisi kehampaan diri kita, meski kita telah menaruh harapan pada berbagai upaya tersebut. Hanya Allah-lah yang dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita yang paling dalam.

Dalam perumpamaan-Nya tentang anggur yang baru dan kantong kulit yang baru, Yesus seakan-akan mengatakan kepada orang-orang, “Akulah Anggur yang baru untuk itu kamu semua merasa haus. Bapa-Ku menciptakan kamu dengan rasa haus akan Daku ini. Rayakanlah kehadiran-Ku di tengah-tengah kamu, karena Akulah Mempelai laki-laki yang telah lama dinanti-nantikan. Makanlah tubuh-Ku, minumlah darah-Ku, terimalah cintakasih-Ku bagimu. Kalau Aku pergi, apabila kamu berpuasa dan berdoa dan meminta kepada Bapa, maka Dia akan mengutus Roh Kudus yang dijanjikan, yang akan memperbaiki kapasitasmu yang indah untuk menerima Aku dengan lebih lagi. Dia akan membuat kamu menjadi bejana-bejana yang dapat berisikan hidup-Ku sendiri. Kamu akan sungguh menjadi kantong kulit anggur baru yang dipenuhi diri-Ku, Anggur yang baru.”

Yesus, sang Mempelai laki-laki, telah datang. Dia adalah Anggur yang baru, bukan seperti anggur manapun yang pernah kita cicipi. Yesus minta agar kita membuka diri kita bagi suatu cara hidup yang samasekali baru dalam Dia. Kini kita masih berpuasa, akan tetapi sekarang dengan hasrat untuk membuang jauh-jauh hidup dosa lama kita, kategori-kategori hidup yang lama dalam dunia ini, untuk menyiapkan diri kita bagi hari pada saat mana Yesus akan datang kembali untuk mengambil kita kepada diri-Nya sendiri dan mempersatukan kita sebagai satu umat dalam hadirat-Nya.

DOA: Bapa surgawi, oleh kuasa Roh-Mu, tingkatkanlah kapasitas kami untuk menerima Yesus, mempelai laki-laki kami. Semoga darah-Nya menyembuhkan luka-luka kami dan menyatukan Gereja-Mu. Amin.

Catatan: Untuk mendalami Bacaan Injil hari ini (Luk 5:33-39), bacalah tulisan dengan judul “FLEKSIBEL-KAH AKU TERHADAP DORONGAN ROH KUDUS?” (bacaan  tanggal 7-9-18), dalam situs/blog SANG SABDA http://sangsabda.wordpress.com; 18-09 BACAAN HARIAN SEPTEMBER 2018. 

Cilandak, 4 September 2018 [Peringatan S. Rosa dr Viterbo, OFS – Perawan]

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS