DI ANTIOKHIALAH MURID-MURID UNTUK PERTAMA KALINYA DISEBUT KRISTEN

(Bacaan Pertama Misa Kudus, Hari Biasa Pekan IV Paskah – Selasa, 23 April 2024)

Pfak S. Georgius, Martir; Pfak S. Adalbertus, Uskup Martir

FSGM: Pesta Pelindung Kongregasi

Keluarga Besar Fransiskan:  Pfak B. Egidius dr Assisi, Biarawan Ordo I

Sementara itu saudara-saudara seiman yang tersebar karena penganiayaan yang timbul sesudaAprilh Stefanus, menyingkir sampai ke Fenisia, Siprus dan Antiokhia; namun mereka memberitakan Injil kepada orang Yahudi saja.

Akan tetapi, di antara mereka ada beberapa orang Siprus dan orang Kirene yang tiba di Antiokhia dan berkata-kata juga kepada orang-orang berbahasa Yunani dan memberitakan tentang Tuhan Yesus. Tangan Tuhan menyertai mereka dan sejumlah besar orang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan.

Kabar tentang mereka itu terdengar oleh jemaat di Yerusalem, lalu jemaat itu mengutus Barnabas pergi ke Antiokhia. Setelah Barnabas datang dan melihat anugerah Allah, bersukacitalah ia. Ia menasihati mereka, supaya mereka semua dengan kesungguhan hati setia kepada Tuhan, karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman. Lalu banyak orang dibawa kepada Tuhan. Setelah itu, pergilah Barnabas ke Tarsus untuk mencari Saulus; dan setelah bertemu dengan dia, ia membawanya ke Antiokhia. Mereka tinggal bersama-sama dengan jemat itu selama satu tahun penuh, sambil mengajar banyak orang . Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen. (Kis 11:19-26)

Mazmur Tanggapan: Mzm 87:1-7; Bacaan Injil:  Yoh 10:22-30 

“Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen” (Kis 11:26).

Petikan ini adalah kalimat terakhir dari bacaan kita di atas. Namun sebelum itu, baiklah kita mengingat-ingat kembali latar belakang perkembangan Gereja. Selagi masih berkumpul dengan para murid-Nya, Yesus bersabda: “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Jika biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah” (Yoh 12:24). Apa yang dikatakan Yesus ini terbukti dengan kematian Stefanus. Kematian diakon yang suci ini menyebabkan Gereja yang masih sangat muda-usia ini bertumbuh-kembang. Mereka yang tercerai-berai setelah kematian Stefanus melakukan perjalanan ke tempat-tempat yang jauh untuk mencari keamanan. Malah ada yang pergi ke tempat-tempat yang relatif jauh pada zaman itu, misalnya Siria utara, ke kota Timur Tengah yang bernama Antiokhia. Pertama-tama para misionaris awal ini hanya berbicara kepada orang-orang Yahudi di Antiokhia, namun orang-orang Kristiani dari Siprus dan Kirene yang juga telah sampai di Antiokhia mulai menginjili orang-orang Yunani tentang Yesus. Jadi muncullah sebuah Gereja yang berjenis baru, yang terdiri dari baik orang Yahudi maupun orang-orang bukan Yahudi (kafir di mata orang Yahudi).

Sekarang marilah kita dalami sedikit soal kata “Kristen” atau “Kristiani” ini. Apakah kiranya yang dimaksudkan oleh Tuhan bila kita menyebut diri kita ini sebagai umat/orang Kristen atau Kristiani: Jika kita telusuri cerita-cerita dalam “Kisah Para Rasul”, maka menjadi seorang Kristiani berarti:

  • Percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Kristus (Mesias; Juruselamat; lihat Kis 2:36);
  • percaya kepada Tuhan dan berbalik kepada-Nya dalam pertobatan (Kis 11:21);
  • bertobat dan dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosa (Kis 2:38, Rm 6:3);
  • dengan kesungguhan hati (penuh komitmen) setia kepada Tuhan (Kis 11:23);
  • bersaksi tentang Yesus (Kis 1:8) dan menyebarkan sabda Allah serta membawa orang-orang kepada Tuhan (Kis 4:33; 11:24);
  • dipersiapkan lewat pengajaran intensif tentang hidup baru dalam Yesus (Kis 11:26; 2:42; 19:9-10);
  • hidup dalam komunitas Kristiani (Kis 2:42; lihat juga 4:32-35);
  • pusat kehidupannya adalah “pemecahan roti”, yakni Ekaristi (Kis 2:42);
  • bertekun dalam doa bersama-sama umat beriman lain (Kis 1:14; 2:42);
  • tunduk patuh kepada pembesar Gereja (Kis 15:2 dsj.);
  • berani menderita demi cintanya kepada Yesus! Lihat contoh Stefanus (Kis 6:8-8:1)

Dalam Kisah Para Rasul jelas masih ada beberapa aspek lain yang penting selain apa yang telah disebutkan di atas. Juga masih banyak yang dapat kita temukan dalam Kitab Suci tentang apa dan bagaimana menjadi orang Kristiani itu. Menjadi Kristiani berarti menghayati hidup baru yang radikal, mendalam dan bebas …… dalam Yesus Kristus tentunya.

Sekarang, baiklah kita memeriksa batin kita dan bertanya kepada diri kita sendiri apakah kita sudah pantas disebut sebagai seorang Kristiani, sesuai dengan kehendak Tuhan Yesus.

DOA: Tuhan Yesus Kristus, aku sungguh ingin menjadi murid-Mu yang sejati, sehingga pantas dinamakan seorang Kristiani. Berikanlah kepadaku iman yang benar, harapan yang teguh dan cintakasih yang sempurna, seperti yang terjadi dengan Barnabas dan Paulus. Bilamana Engkau memanggil, mereka mendengarkan dengan penuh perhatian dan merangkul misi-Mu. Berikanlah keberanian kepadaku dan hasrat untuk mengikut Engkau dalam segala hal yang kulakukan. Dimuliakanlah nama-Mu sepanjang segala masa. Amin.

Catatan: Untuk mendalami Bacaan Injil hari ini (Yoh 10:22-30), bacalah tulisan yang berjudul “DOMBA-DOMBA-KU MENDENGARKAN SUARA-KU” (bacaan tanggal 23-4-24) dalam situs/blog SANG SABDA http://sangsabda.wordpress.com; kategori: 23-04  BACAAN HARIAN APRIL 2024.

(Tulisan ini adalah revisi dari tulisan dengan judul sama untuk bacaan tanggal 2-5-23 dalam situs/blog SANG SABDA)

Cilandak, 22 April 2024 [SJ: Pesta SP Maria Bunda Seikat Yesus]

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS