PERWUJUDAN KASIH ALLAH DI DEKAT PINTU GERBANG KOTA NAIN

 (Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa XXIV – Selasa, 18 September 2018)

Keluarga Besar Fransiskan: Peringatan/Pesta S. Yosef dr Copertino, Imam

Segera setelah itu Yesus pergi ke suatu kota yang bernama Nain. Murid-murid-Nya pergi bersama-sama dengan Dia, dan juga orang banyak menyertai-Nya berbondong-bondong. Setelah Ia dekat pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, anak laki-laki, anak tunggal ibunya yang sudah janda, dan banyak orang dari kota itu menyertai janda itu. Ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya, “Jangan menangis!” Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata, “Hai anak muda, aku berkata kepadamu, bangkitlah!” Orang itu pun bangun dan duduk serta mulai berkata-kata, lalu Yesus menyerahkannya kepada ibunya. Semua orang itu ketakutan dan mereka memuliakan Allah, sambil berkata, “Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita,” dan “Allah telah datang untuk menyelamatkan umat-Nya.” Lalu tersebarlah kabar tentang Yesus di seluruh Yudea dan di seluruh daerah sekitarnya. (Luk 7:11-17) 

Bacaan Pertama: 1Kor 12:12-14,27-31a; Mazmur Tanggapan: Mzm 100:2-5

Santo Lukas, penulis peristiwa “Yesus membangkitkan anak muda di Nain” ini, adalah seorang tabib (dokter zaman dahulu). Dalam semangat profesinya yang sejati, dia adalah seorang pribadi yang sangat sensitif terhadap penderitaan sesama manusia. Itulah sebabnya mengapa Lukas memberi lebih banyak perhatian pada keadaan menyedihkan dari sang janda yang baru kehilangan anak laki-lakinya yang adalah seorang anak tunggal, daripada mukjizat Yesus membangkitkan anak laki-laki tersebut.

Anak laki-laki tunggal dari janda itu mati dalam usia muda. Pada waktu itu tidak ada pensiun untuk para janda, tidak ada asuransi jiwa, tidak ada santunan dalam rangka kesejahteraan sosial, dan tidak ada pekerjaan yang menarik bagi pada perempuan. Kehidupan dapat menjadi sangat berat dan keras bagi seorang janda yang berumur  separuh baya.

Yesus cepat sekali menyadari tragedi situasinya. Lukas mencatat singkat: “Ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan” (Luk 7:13), lalu Dia berkata kepada janda itu untuk tidak menangis. Lalu Yesus memberikan kehidupan kepada orang muda tersebut, anak satu-satunya dari sang janda.

Apa sebenarnya pesan dari Injil hari ini? Tentunya tentang bela rasa dan penuh-pengertian Kristus terhadap seorang pribadi manusia yang sangat membutuhkan pertolongan, walaupun tidak diungkapkan dengan kata-kata. Dengan demikian, bagi sang janda, realitas dari kasih Allah tidak pernah lagi sekadar teori. Janda dari Nain itu sungguh mengalami kasih Allah itu secara riil.

Dan pada hari ini – bagaimana kasih Allah dibuat riil pada hari ini? Tidak ada cara lain kecuali lewat diri kita masing-masing yang adalah Tubuh Kristus. Bagi orang-orang sakit, orang-orang lansia, orang-orang miskin, bagi siapa saja yang membutuhkan pertolongan – kasih Kristus menjadi riil/nyata hanya melalui bela-rasa kita, kebaikan hati kita, pertolongan kita untuk memenuhi berbagai kebutuhan mereka.

Kita harus bertanya kepada diri kita sendiri sampai berapa dalam kesadaran kita akan berbagai kebutuhan orang-orang di sekeliling kita. Kebutuhan-kebutuhan mereka mungkin tidak besar – mungkin yang mereka butuhkan adalah sepatah kata penghiburan atau malah hanya sebuah senyum yang tulus – mungkin mereka butuh didengarkan dengan kesabaran dan penuh pengertian. Walaupun dalam hal-hal sederhana seperti itu, kehadiran kita bagi mereka dapat berarti pengalaman akan kasih Kristus, dan inilah yang penting.

DOA: Tuhan Yesus, tanamkanlah kesadaran dalam diriku senantiasa, bahwa tangan-tanganku dan kaki-kakiku adalah perpanjangan dari tangan-tangan-Mu dan kaki-kaki-Mu, dalam segala tindakan yang kulakukan sebagai anggota Tubuh-Mu. Amin.

Catatan: Untuk mendalami Bacaan Injil hari ini (Luk 7:11-17), bacalah tulisan yang berjudul YESUS MEMBANGKITKAN SEORANG MUDA DI DEKAT GERBANG KOTA NAIN  (bacaan tanggal 18-9-18) dalam situs/blog PAX ET BONUM http://sangsabda.wordpress.com; kategori:  18-09 BACAAN HARIAN SEPTEMBER 2018. 

(Tulisan ini adalah revisi dari tulisan dengan judul sama untuk bacaan tanggal 19-9-17 dalam situs/blog SANG SABDA) 

Cilandak,  16 September 2018 [HARI MINGGU BIASA XXIV – TAHUN B] 

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS