MENDENGAR DAN MENYAMBUT FIRMAN ITU LALU BERBUAH

(Bacaan Injil Misa Kudus, Peringatan S. Tomas Aquino, Imam & Pujangga Gereja – Rabu, 28 Januari 2015) 

003-parable-sower

Pada suatu kali Yesus mulai mengajar lagi di tepi danau. Lalu datanglah orang banyak yang sangat besar jumlahnya mengerumuni Dia, sehingga Ia naik ke sebuah perahu yang sedang berlabuh lalu duduk di situ, sedangkan semua orang banyak itu di darat, di tepi danau itu. Ia mengajarkan banyak hal dalam  perumpamaan kepada mereka. Dalam ajaran-Nya itu Ia berkata kepada mereka, “Dengarlah! Adalah seorang penabur keluar untuk menabur. Pada waktu ia menabur sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah tanam-tanaman itu dan menjadi kering karena tidak berakar. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati, sehingga ia tidak berbuah. Sebagian jatuh di tanah yang baik, sehingga tumbuh dengan subur dan berbuah. Hasilnya ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang seratus kali lipat.” Lalu kata-Nya, “Siapa yang mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!”

Ketika Ia sendirian, pengikut-pengikut-Nya dan kedua belas murid itu bertanya kepada-Nya tentang perumpamaan itu. Lalu Ia berkata kepada mereka, “Kepadamu telah diberikan rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang luar segala sesuatu disampaikan dalam perumpamaan, supaya: Sekalipun memang melihat, mereka tidak memahami, sekalipun memang mendengar, mereka tidak mengerti, supaya mereka jangan berbalik dan diberi pengampunan.” Lalu Ia berkata kepada mereka, “Tidakkah kamu mengerti perumpamaan ini? Kalau demikian bagaimana kamu dapat memahami semua perumpamaan yang lain? Penabur itu menaburkan firman. Orang-orang yang di pinggir jalan, tempat firman itu ditaburkan, ialah mereka yang mendengar firman, lalu datanglah Iblis dan mengambil firman yang baru ditaburkan di dalam mereka. Demikian juga yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu, ialah orang-orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira, tetapi mereka tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila kemudian datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu mereka segera murtad. Yang lain ialah yang ditaburkan di tengah semak duri; itulah yang mendengar firman itu, lalu kekhawatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain masuklah menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah. Akhirnya yang ditaburkan di tanah yang baik, ialah orang yang mendengar dan menyambut firman itu lalu berbuah, ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, dan ada yang seratus kali lipat.” (Mrk 4:1-20) 

Bacaan Pertama: Ibr 10:11-18; Mazmur Tanggapan: Mzm 110:1-4

parable-of-the-sowerPerumpamaan ini sungguh merupakan sebuah tantangan besar. Sekali sabda Allah ditanam dalam hati kita, kita mempunyai pilihan bagaimana kita akan menanggapi sabda tersebut. Yesus mengajar dengan jelas: Apabila benih gagal berakar dalam diri kita, maka kita tidak akan mampu bertahan ketika menghadapi kesulitan. Tanah yang baik adalah “orang yang mendengar dan menyambut firman itu lalu berbuah” (Mrk 4:20). Perumpamaan ini menunjukkan bahwa kita dapat memupuk hati kita sehingga, ketika sang penabur menaburkan benihnya ke dalam diri kita, maka kita akan siap untuk menerima benih (sabda/firman) itu dan memahaminya agar dengan demikian dapat berbuah.

Bagaimana kita dapat menjadi tanah yang baik dan subur? Kita dapat mulai dengan memohon kepada Roh Kudus untuk mengisi diri kita dengan suatu hasrat yang tulus akan sabda Allah dan suatu keterbukaan terhadap kuasa sabda Allah itu guna mentransformasikan diri kita. Kita juga dapat membuat diri kita tersedia bagi Allah sehingga “benih” di dalam diri kita dapat menghasilkan akar yang dalam serta kuat, dan dapat menghasilkan buah secara berlimpah-limpah. Melalui doa-doa harian, bacaan dan studi Kitab Suci serta partisipasi aktif dalam Misa Kudus, kita dapat membawa makanan bagi diri kita secara konstan, menciptakan suatu keadaan di mana benih sabda Allah dapat bertumbuh dan menjadi produktif.

Disamping hati yang baik, jujur dan taat, kita juga membutuhkan kesabaran kalau mau melihat tanaman itu tumbuh dan berbuah seratus kali lipat. Selagi kita berjalan melalui kehidupan kita ini, pastilah kita mengalami berbagai godaan, masalah dan kesulitan. Barangkali kekhawatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit sabda itu sehingga tidak berbuah (Mrk 4:18-19). Namun Allah memerintah dalam hati yang kuat berakar pada sabda-Nya. Allah akan melihat kita melalui saat-saat di mana kita tergoda untuk mengambil jalan-mudah, atau ketika kita  mengalami distraksi (pelanturan) yang disebabkan oleh berbagai tuntutan atas waktu dan perhatian kita. Yesus, sang Firman/Sabda Allah, akan menjaga hati kita agar tetap lembut dan lunak. Kalau kita menantikan-Nya dengan sabar, maka Dia tidak akan mengecewakan kita.

Sower (Halverson)Marilah kita menerima sabda Allah dengan kesabaran dan penuh kepercayaan. Marilah kita minta kepada Roh Kudus untuk menanam sabda-Nya dalam-dalam pada diri kita, sehingga tidak ada yang dapat mencabutnya, apakah Iblis, atau godaan-godaan, atau kekayaan, atau kenikmatan-kenikmatan yang ditawarkan dunia. Baiklah kita memusatkan pikiran dan hati kita pada sabda-Nya, mohon kepada Roh Kudus untuk membawa sabda-Nya itu ke dalam diri kita. Baiklah kita membuat Kitab Suci sebagai fondasi kita yang kokoh-kuat.

DOA: Bapa surgawi, berkat rahmat-Mu buatlah agar hidup kami berbuah demi kemuliaan-Mu. Tumbuhkanlah dalam hati kami suatu hasrat untuk menerima sabda-Mu. Ubahlah hati kami supaya menjadi tanah yang baik dan subur bagi sabda-Mu untuk tumbuh dan berbuah. Amin.

Catatan: Untuk mendalami Bacaan Injil hari ini (Mrk 4:1-20), bacalah tulisan yang berjudul “YANG DITABURKAN DI TANAH YANG BAIK” (bacaan tanggal 28-1-15) dalam situs/blog SANG SABDA http://sangsabda.wordpress.com; kategori: 15-01 BACAAN HARIAN JANUARI 2015. 

(Tulisan ini adalah revisi dari tulisan dengan judul sama untuk bacaan tanggal 29-1-14 dalam situs/blog SANG SABDA) 

Cilandak, 17 Januari 2015 [Peringatan S. Antonius, Abas] 

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS