APAKAH KITA SEPERTI ORANG BANYAK ITU?

(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa II – Kamis, 22 Januari 2015)

HARI KELIMA PEKAN DOA SEDUNIA 

YESUS MENGAJAR DARI DALAM PERAHU - 505Kemudian Yesus dengan murid-murid-Nya menyingkir ke danau, dan banyak orang dari Galilea mengikuti-Nya, juga dari Yudea, dari Yerusalem, dari Idumea, dari seberang Yordan, dan dari daerah Tirus dan Sidon. Mereka semua datang kepada-Nya, karena mendengar segala hal yang dilakukan-Nya. Ia menyuruh murid-murid-Nya menyediakan sebuah perahu bagi-Nya karena orang banyak itu, supaya mereka jangan sampai menghimpit-Nya. Sebab Ia menyembuhkan banyak orang, sehingga semua penderita penyakit berdesak-desakan kepada-Nya hendak menyentuh-Nya. Setiap kali roh-roh jahat melihat Dia, mereka sujud di hadapan-Nya dan berteriak, “Engkaulah Anak Allah.” Tetapi Ia dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia.  (Mrk 3:7-12) 

Bacaan Pertama: Ibr 7:25-8:6; Mazmur Tanggapan: Mzm 40:7-10,17

 Di tengah cerita-cerita yang dipenuhi dengan tindakan-tindakan nyata yang menunjukkan siapa Yesus itu sebenarnya dan juga apa arti menjadi murid-Nya,  Markus berhenti sejenak untuk memberikan waktu bagi para pembacanya untuk melakukan permenungan. Ia menggunakan kesempatan ini untuk meringkas apa yang telah dikatakannya sampai saat itu tentang Yesus, kedaulatan-Nya, kuasa-Nya atas roh-roh jahat, dan identitas-Nya sebagai Putera Allah. Ia ingin menunjukkan bahwa Yesus itu Pribadi yang menarik dan tetap begitu menarik, sehingga sampai menarik banyak orang dari segala penjuru untuk mengikuti-Nya.

YESUS MENGAJAR DARI DALAM PERAHUYesus tidak dapat pergi ke mana pun tanpa diikuti orang banyak. Apa yang dapat dilakukan Yesus adalah meninggalkan rumah ibadat (sinagoga) dan pergi menuju danau bersama para murid-Nya, dan benar saja …… orang banyak datang berkumpul di sekeliling diri-Nya, dan mereka datang dari mana-mana, malah dari beberapa tempat yang tempat yang letaknya jauh. Mereka melakukan perjalanan sekian ratus kilometer jauhnya karena mereka telah mendengar tentang segala mukjizat dan penyembuhan yang dilakukan oleh Yesus. Mereka semua ingin agar Yesus menyentuh mereka. Mereka  tidak dapat berlama-lama menunggu agar dapat berada dekat dengan Yesus. Rasa haus dan lapar mereka akan kasih Allah begitu intens sehingga bagaimana pun juga mereka harus berada bersama-Nya.

Sekarang marilah kita bertanya kepada diri kita masing-masing. Apakah kita memiliki rasa haus dan lapar akan Allah seperti orang banyak pada zaman Yesus itu? Apakah kita merasa rindu untuk mengenal kasih-Nya dan kehadiran-Nya sedemikian sehingga kita tidak akan memperkenankan apa dan siapa pun menghalang-halangi diri kita untuk datang kepada Yesus? Marilah kita bertekad bulat untuk tidak memperkenankan berbagai penghalang seperti rasa tak pantas atau gagal yang merintangi kita untuk dapat datang kepada-Nya. Marilah kita mengambil orang banyak dalam bacaan Injil sebagai contoh dan terus berupaya agar kita dapat semakin dekat dengan Yesus. Santo Paulus menulis, “… aku yakin bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita” (Rm 8:38-39).

YESUS MENGAJAR DARI ATAS PERAHUKarena kita mempunyai “seorang” Allah yang sangat mengasihi kita, yang tidak akan pernah meninggalkan atau membuang kita, marilah kita pergi kepada-Nya dengan hati yang terbuka lebar-lebar untuk menerima apa saja yang diberikan oleh-Nya. Allah rindu untuk memberikan kepada kita masing-masing setiap berkat dan rahmat-Nya. Dia rindu untuk menarik orang-orang dari keempat penjuru dunia, untuk membawa mereka menghadap hadirat-Nya dan memberkati mereka dengan kasih-Nya yang tanpa batas.

DOA: Tuhan Yesus, kami tidak menginginkan apa pun kecuali Engkau sendiri. Tidak ada sesuatu pun lainnya yang dapat memuaskan hasrat hati kami. Tuhan, ajarlah kami agar dapat semakin dekat dengan diri-Mu, supaya dapat menerima kasih-Mu dan kuat-kuasa penyembuhan-Mu dalam hidup kami. Tuhan, peganglah kami erat-erat agar kami dapat terus berada di dekat hati-Mu. Amin.

Catatan: Untuk mendalami Bacaan Pertama hari ini (Ibr 7:25-8:6), bacalah tulisan yang berjudul “IA HIDUP SENANTIASA UNTUK MENJADI PENGANTARA KITA” (bacaan tanggal 22-1-15) dalam situs/blog SANG SABDA http://sangsabda.wordpress.com; kategori: 15-01 BACAAN HARIAN JANUARI 2015.

Bacalah juga tulisan yang berjudul “IA SANGGUP MENYELAMATKAN DENGAN SEMPURNA SEMUA ORANG YANG MELALUI DIA DATANG KEPADA ALLAH” (bacaan tanggal 24-1-13) dalam situs/blog PAX ET BONUM. 

(Tulisan ini adalah revisi dari tulisan dengan judul sama untuk bacaan tanggal 23-1-14 dalam situs/blog SANG SABDA) 

Cilandak, 16 Januari 2015 [Peringatan S. Berardus, Imam dkk. Martir-martir pertama Fransiskan] 

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS