DOA BAPA KAMI SETURUT YANG DIAJARKAN OLEH YESUS

(Bacaan Injil Misa Kudus, Peringatan Wajib SP Maria, Ratu Rosario – Rabu, 7 Oktober 2020)

Pada suatu kali Yesus berdoa di suatu tempat. Ketika Ia selesai berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya, “Tuhan, ajarlah kami berdoa, sama seperti yang diajarkan Yohanes kepada murid-muridnya. Jawab Yesus kepada mereka, “Apabila kamu berdoa, katakanlah: Bapa, dikuduskanlah nama-Mu; datanglah Kerajaan-Mu. Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan dosa-dosa kami sebab kami pun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.” (Luk 11:1-4)

Bacaan Pertama: Gal 2:1-2,7-14; Mazmur Tanggapan: Mzm 117:1-2

Versi “Doa Bapa Kami” dalam Injil Lukas menekankan eksistensi dari kebutuhan-kebutuhan dan godaan-godaan (disebut sebagai pencobaan-pencobaan) yang kita hadapi sehari-hari.  Oleh darah Kristus dosa-dosa kita ditebus, relasi kita dengan Bapa di surga yang selama ini putus karena dosa dipulihkan kembali dan kita pun menjadi anak-anak Bapa yang sangat dikasihi-Nya. Dalam kesempatan ini, marilah kita menggemakan kata-kata yang diucapkan para rasul: “Tuhan, ajarlah kami berdoa” (Luk 11:1). Marilah sekarang kita mengangkat hati kepada Bapa dan memohon kepada-Nya agar memberikan kepada kita hasrat untuk datang  kepada-Nya dan menguduskan nama-Nya selagi kita menyembah-Nya, menghormati-Nya, dan berterima kasih penuh syukur kepada-Nya – “Bapa surgawi, Engkau adalah satu-satunya Allah yang benar; Engkaulah kebaikan yang sempurna, segenap kebaikan, seluruhnya baik, kebaikan yang benar dan tertinggi, penyayang, pemurah, manis dan lembut; Engkaulah satu-satunya yang kudus, adil, benar, suci dan tulus, satu-satunya yang pemurah, tak bersalah dan murni dan senantiasa pantas dipuji-puji. Dimuliakanlah nama-Mu, ya Bapa” (adaptasi dari AngTBul XXIII:9).

Marilah kita memohon kepada Allah untuk memerintah, mengatur dan membimbing hidup kita, dan mendirikan Kerajaan-Nya dalam hati kita masing-masing. Kemudian, selagi kita menyerahkan diri kepada otoritas Bapa surgawi, kita akan merasakan kerinduan akan pernyataan penuh dari Kerajaan-Nya pada saat Yesus datang kembali dalam kemuliaan untuk mengalahkan musuh terakhir, yaitu maut. Kita pun berdoa: “Bapa surgawi, kami percaya bahwa adalah kesenangan-Mu yang baik untuk mengajak kami masuk ke dalam Kerajaan Surga. Dengan pengharapan yang dipenuhi sukacita kami menanti-nantikan kepenuhan semua janji-janji-Mu pada saat Yesus datang kembali kelak!”

Kita akan belajar bergantung kepada Bapa surgawi untuk roti/makanan yang kita butuhkan. Selagi kita datang kepada-Nya dengan rendah hati dan memang berkebutuhan, maka Dia dapat mentransformasikan diri kita masing-masing dari seorang pribadi yang berpusat pada diri sendiri (self-centered) menjadi seorang pribadi yang berpusat pada Kristus (Christ-centered), dari seorang pencinta diri kita sendiri menjadi seorang pencinta sesama manusia. Roti-Nya – hikmat-Nya dalam Kitab Suci dan makanan-Nya dalam Ekaristi – memiliki kuat kuasa untuk membentuk diri kita menjadi pribadi-pribadi yang rendah hati, taat, yang mengenal kehendak-Nya dan menghasrati kehendak-Nya itu dengan segenap hati kita. Kita pun berdoa: “Bapa surgawi, Engkau memberikan roti yang turun dari surga – Yesus Kristus – bagi kami. Kami membutuhkan Dia – sang Roti Kehidupan – dari hari ke hari guna memenuhi kebutuhan nutrisi rohani kami, untuk menguatkan kami dan memenuhi diri kami dengan Roh Kudus-Mu. Kami adalah milik-Mu, ya Bapa!”

Marilah kita datang menghadap takhta Allah Bapa dengan hati yang remuk redam penuh penyesalan atas dosa-dosa kita. Dalam pertobatan kita mohon pengampunan dari-Nya! Allah sungguh merasa senang dapat mengampuni kita, jikalau kita mengampuni orang-orang yang mendzolomi kita. Dia memberkati kita secara berlimpah karena kita telah berupaya (walaupun masih kecil-kecilan) untuk menjadi bejana-bejana belas-kasih-Nya bagi dunia. Kita pun berdoa: “Bapa surgawi, secara khusus kami memohon agar Engkau sudi mengampuni kami karena tidak sepenuhnya menaruh kepercayaan kepada-Mu dan juga tidak menggantungkan diri sepenuhnya kepada-Mu untuk semua kebutuhan kami. Semoga kami senantiasa Kauberkati karena mengakui bahwa kekuatan kami adalah dalam Engkau saja!”

DOA: Bapa kami, jagalah kami agar tidak dicobai melampaui kekuatan kami. Oleh darah Kristus, bersihkanlah diri kami dari segala hal yang bukan berasal dari-Mu. Cobailah dan ujilah kami, akan tetapi ingatlah kelemahanku dan berbelas-kasihlah, ya Allahku. Tolonglah diriku mengenal sukacita yang disebabkan oleh keberadaan kami sebagai anak-anak-Mu. Amin.

Catatan: Untuk mendalami Bacaan Injil hari ini (Luk 11:1-4), bacalah tulisan yang berjudul “DOA YANG DIAJARKAN YESUS KEPADA PARA MURID-NYA” (bacaan tanggal 7-10-20) dalam situs/blog SANG SABDA http://sangsabda.wordpress.com; kategori: 20-10 BACAAN HARIAN OKTOBER 2020.

(Tulisan ini adalah revisi dari tulisan dengan judul sama untuk bacaan tanggal 9-10-19 dalam situs/blog SANG SABDA)

Kepada saudari dan saudara anggota keluarga besar Fransiskan, saya menganjurkan agar dalam kesempatan ini membaca dan merenungkan kembali tulisan Santo Fransiskus dari Assisi: “URAIAN DOA BAPA KAMI” yang terdapat dalam Leo Laba Ladjar OFM, KARYA-KARYA FRANSISKUS DARI ASISI”, hal. 280-283.

Cilandak, 6 Oktober 2020 [Peringatan Fakultatif S Bruno, Imam]

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS