SAMPAI KAPAN AKU HARUS SABAR TERHADAP KAMU?

(Bacaan Injil Misa Kudus, Peringatan Wajib S. Dominikus, Pendiri Ordo Pengkhotbah [OP] – Sabtu, 8 Agustus 2020)

OP: Hari Raya S. Dominikus, Pendiri Tarekat, Imam

Keluarga Besar Fransiskan: Pesta S. Bapa Dominikus

 

Ketika Yesus dan murid-murid-Nya kembali kepada orang banyak itu, datanglah seseorang mendapatkan Yesus dan menyembah, katanya, “Tuhan, kasihanilah anakku. Ia sakit ayan dan sangat menderita. Ia sering jatuh ke dalam api dan juga sering ke dalam air. Aku sudah membawanya kepada murid-murid-Mu, tetapi mereka tidak dapat menyembuhkannya.” Lalu kata Yesus, “Hai kamu orang-orang yang tidak percaya dan yang sesat, sampai kapan Aku harus tinggal di antara kamu? Sampai kapan Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!” Dengan keras Yesus menegur dia, lalu keluarlah setan itu dari dia dan anak itu pun sembuh seketika itu juga.

Kemudian murid-murid Yesus datang dan ketika mereka sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka, “Mengapa kami tidak dapat mengusir setan itu?” Ia berkata kepada mereka, “Karena kamu kurang percaya. Sebab sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, – maka gunung ini akan pindah, dan tidak akan ada yang mustahil bagimu.” (Mat 17:14-20) 

Bacaan Pertama: Hab 1:12-2:4; Mazmur Tanggapan: Mzm 9:8-13 

“Sampai kapan Aku harus sabar terhadap kamu?” (Mat 17:17)

Sementara Petrus, Yakobus dan Yohanes berada di atas gunung menyaksikan transfigurasi Yesus (Mat 17:1-8), di bawah sana para murid lainnya menghadapi masalah. Seorang laki-laki telah membawa anaknya yang sakit ayan kepada para murid Yesus, tetapi mereka tidak dapat menyembuhkannya (Mat 17:16). Walaupun Yesus telah memberikan kuasa kepada para murid-Nya untuk melakukan pelayanan di bidang pengusiran roh jahat dan penyembuhan segala penyakit dan kelemahan (Mat 10:1), mereka tidak mampu menyembuhkan anak muda tersebut.

Ketika Yesus dan tiga murid-Nya tiba kembali ke bawah dan mendengar apa yang telah terjadi dari laki-laki itu, Dia menegur para murid-Nya karena ketidakpercayaan mereka: “Hai kamu orang-orang yang tidak percaya dan yang sesat, sampai kapan Aku harus tinggal di antara kamu? Sampai kapan Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!” (Mat 17:17). Lalu Yesus mengusir roh jahat keluar dari anak itu, dan anak itu pun sembuh seketika itu juga (Mat 17:18).

Pada waktu Yesus berada bersama para murid-Nya saja, para murid itu bertanya kepada-Nya mengapa mereka tidak mampu mengusir roh jahat dari anak yang sakit ayan itu. Dalam kesempatan ini Yesus kembali menegur para murid karena iman mereka yang memang masih kurang kuat: “Karena kamu kurang percaya!” (Mat 17:20). Wah, kelihatannya bukan hari yang baik bagi para murid itu!

Namun demikian, Yesus langsung memberikan sebuah janji kepada mereka – sebuah janji yang mampu mengangkat para murid dari “keterpurukan mental”  dan sekaligus memberi pengharapan kepada mereka: “Sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, – maka gunung ini akan pindah, dan tidak akan ada yang mustahil bagimu” (Mat 17:20).

Janji ini tidak hanya berlaku untuk para murid Yesus yang pertama, melainkan juga bagi kita semua, para murid-Nya pada jaman NOW. Terkadang kekhawatiran dan kegelisahan kita dapat memperlemah iman-kepercayaan kita. Pengharapan kita dapat menyusut cepat dan membuat kita merasa tak berdaya ketika menghadapi situasi yang sulit. Situasi-situasi menantang semakin banyak kita hadapi, namun kita merasa jauh dari Tuhan. Pada saat-saat seperti inilah kita harus tegak berdiri dan memegang janji Yesus yang tak tergoyahkan, yaitu bahwa tidak ada yang tidak mungkin apabila kita mempunyai iman sebesar biji sesawi saja.

Bagaimana kita memelihara dan mempertahankan iman kita, bahkan yang sekecil biji sesawi itu? Iman adalah karunia Allah, namun tetap menuntut tanggapan dari pihak kita. Kiranya tidak ada cara yang lebih efektif untuk membangun iman kita selain daripada datang ke hadapan hadirat-Nya dalam doa-doa kita.

Selagi kita menghadap hadirat Allah dan mengakui ketergantungan total kita pada-Nya, maka kita memperkenankan Roh Kudus untuk memenuhi diri kita dengan kasih-Nya dan karunia-karunia-Nya, teristimewa karunia iman. Allah ingin agar kita percaya bahwa iman kita sungguh dapat bertumbuh dan kita juga dapat mengalami iman yang dapat memindahkan gunung-gunung dalam kehidupan kita dan dalam kehidupan orang-orang yang kita kasihi.

DOA: Tuhan Yesus Kristus, aku ingin menyatukan pikiran dan hatiku dengan pikiran dan hati-Mu, terutama dalam masa pandemi Covid 19 yang sudah beberapa bulan ini melanda dunia. Bersatu dengan Dikau, sekarang aku berdoa untuk semua orang yang menderita sakit dan sengsara lainnya, baik mereka yang kukenal maupun yang tidak kukenal; tidak hanya yang tinggal di negaraku, tetapi juga mereka yang tinggal di berbagai penjuru dunia. Aku berdoa dengan pengharapan besar bahwa Engkau akan menjamah mereka satu persatu dengan kuasa penyembuhan-Mu. Tuhan dan Allahku, biarlah kehendak-Mu saja yang terjadi. Amin. 

Catatan: Untuk mendalami Bacaan Injil hari ini (Mat 17:14-20), bacalah tulisan yang berjudul “MENGAPA KAMI TIDAK DAPAT MENGUSIR SETAN ITU?” (bacaan tanggal 8-8-20) dalam situs/blog SANG SABDA http://sangsabda.wordpress.com; kategori: 20-08 BACAAN HARIAN AGUSTUS 2020. 

(Tulisan ini adalah revisi dari tulisan dengan judul sama untuk bacaan tanggal 11-8-18 dalam situs/blog SANG SABDA) 

Cilandak,  6 Agustus 2020 [Pesta Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nya] 

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS