APA YANG KAMU CARI?

(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Masa Natal – Rabu, 4 Januari 2017)

Keluarga Fransiskan: Peringatan S. Angela dari Foligno, Ordo III Sekular 

discipleship-they-follow-jesusKeesokan harinya Yohanes berdiri di situ lagi dengan dua orang muridnya. Ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata, “Lihatlah Anak Domba Allah!” Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikut Yesus. Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka, “Apa yang kamu cari?” Kata mereka kepada-Nya, “Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?” Ia berkata kepada mereka, “Marilah dan kamu akan melihatnya.” Mereka pun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat. Salah seorang dari keduanya yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus. Andreas mula-mula menemui Simon, saudaranya, dan ia  berkata kepadanya, “Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus).” Ia membawanya kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata, “Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus).” (Yoh 1:35-42) 

Bacaan Pertama: 1Yoh 3:7-10; Mazmur Tanggapan: Mzm 98:1,7-9 

Sungguh menarik bagi kita untuk melihat bagaimana para rasul untuk pertama kalinya mengenal Allah melalui Yesus. Ketika di Betania, Yohanes Pembaptis menunjuk kepada Yesus seraya berkata, “Lihatlah Anak Domba Allah!” (Yoh 1:36). Dua orang murid Yohanes (Andreas dan seorang lagi) lalu pergi mengikut Yesus. Yesus menoleh ke belakang dan bertanya  kepada mereka berdua: “Apa yang kamu cari?” (Yoh 1:38).

Ini adalah juga pertanyaan Yesus kepada kita masing-masing, “Apakah yang kamu cari? Allah macam apa yang sedang kamu cari?” Ketika kita pergi mencari seseorang yang belum pernah kita lihat, maka kita mempunyai semacam gambaran tentang orang itu dalam pikiran kita. Jadi, kita masing-masing mempunyai semacam pandangan atau gambaran tentang bagaimana kiranya Allah itu – sampai kepada suatu saat di mana kita menyadari bahwa kita telah salah.

Ada yang mengatakan, “Anda akan menemukan Allah melalui agama, oleh karena itu peluklah agama!”  Namun pertanyaan yang harus dijawab sekarang adalah: Apakah yang dimaksud dengan agama? Seperangkat peraturan yang harus diikuti, ditaati, dipatuhi agar dapat masuk ke dalam surga? Apakah hal itu berarti bahwa anda jangan menjadi seorang musuh Allah? Jangan cari urusan yang akan menyusahkan dirimu, jauhi rambut orang lain, jangan lakukan ini, jangan lakukan itu. Semua ini bersifat negatif. Tentu semua ini pasti bukan dari Allah!

Bagaimana Saudari-Saudara akan melukis gambar Allah? Seorang tua dengan jenggot yang panjang berwarna putih, dahi mengkerut dan sepotong tongkat untuk memukul siapa yang saja yang terkikih-kikih ketika berdiri di hadapan hadirat-Nya guna mendisiplinkannya.

Kita masing-masing mempunyai pandangan sendiri-sendiri tentang Allah, berdasarkan pengalaman pribadi kita sendiri, melalui kedua orangtua kita, para guru kita dan peristiwa-peristiwa yang kita alami dalam hidup kita. Banyak dari kita tidak pernah melampaui tahapan “kesan pertama” tentang Allah, sebagaimana yang kita alami dengan orang yang kita tidak/belum kenal benar. Dan kita pun akan sama salahnya tentang Allah seperti tentang orang lain yang tidak/belum kita kenal dengan mendalam.

Jawaban kedua murid Yohanes itu sungguh indah. Ketika Yesus bertanya kepada mereka, “Apakah yang kamu cari?”, maka mereka menjawab dengan balik bertanya: “Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?” (Yoh 1:38). Dengan perkataan lain, “Kami ingin mengenal Engkau dengan begitu baik agar dengan demikian kami dapat menjadi sahabat-sahabat pribadi-Mu.”

Lalu Yesus mengundang mereka, sebagaimana Dia selalu mengundang kita: “Marilah dan kamu akan melihatnya” (Yoh 1:39). Lalu Injil Yohanes melanjutkan: Mereka pun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia. Apakah kita (anda dan saya) pernah melakukan hal seperti itu? Tinggal sepanjang hari bersama dengan Yesus, Tuhan dan Juruselamat kita? Pada kenyataannya kedua murid itu tinggal bersama Yesus sepanjang hidup mereka, karena mereka menemukan Yesus begitu pantas untuk dikasihi. Mereka tidak pernah meninggal Yesus setelah bertemu dengan Dia dan tinggal bersama dengan-Nya di rumah-Nya sepanjang hari. Untuk mengatasi pandangan-pandangan kita yang salah tentang Allah, marilah kita membaca Injil Yohanes. Yesus bersabda bahwa melalui Dia kita akan mengenal Allah, Bapa surgawi yang mengasihi kita semua!

DOA: Tuhan Yesus, seperti para murid-Mu yang pertama, aku pun ingin tinggal bersama dengan Engkau sepanjang hidupku, siap memanggul salibku ke mana saja Engkau memerintahkan aku untuk mewartakan Kabar Baik dari-Mu. Terpujilah nama-Mu selama-lamanya. Amin.

Catatan: Untuk mendalami Bacaan Injil hari ini (Yoh 1:35-42), bacalah tulisan yang berjudul “SANG ANAK DOMBA ALLAH” (bacaan tanggal 4-1-17 dalam situs/blog SANG SABDA http://sangsabda.wordpress.com; kategori: 17-01 BACAAN HARIAN JANUARI 2017. 

(Tulisan ini adalah revisi dari tulisan dengan judul sama untuk bacaan tanggal 4-1-14 dalam situs/blog SANG SABDA) 

Cilandak, 2 Januari 2017

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS