PERUMPAMAAN TENTANG SI BENDAHARA YANG ……

(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa XXXI – Jumat, 7 November 2014)

FMM: Peringatan B. Assunta Pallota, Pelindung Suster Kaul Sementara 

YESUS - SANG GURUKemudian Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara. Kepadanya disampaikan tuduhan bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya. Lalu ia memanggil bendahara itu dan berkata kepadanya: Apa ini yang kudengar tentang engkau? Berilah pertanggungjawaban atas apa yang engkau kelola, sebab engkau tidak boleh lagi bekerja sebagai bendahara. Kata bendahara itu di dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku sebagai bendahara. Mencangkul aku tidak kuat, mengemis aku malu. Aku tahu apa yang akan aku perbuat, supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara, ada orang yang akan menampung aku di rumah mereka. Lalu ia memanggil seorang demi seorang yang berhutang kepada tuannya. Katanya kepada yang pertama: Berapakah hutangmu kepada tuanku? Jawab orang itu: Seratus tempayan minyak. Lalu katanya kepada orang itu: Seratus tempayan minyak. Lalu katanya kepada orang itu: Terimalah surat hutangmu, duduklah dan tulislah segera: Lima puluh tempayan. Kemudian ia berkata kepada yang kedua: Berapakah hutangmu? Jawab orang itu: Seratus pikul gandum. Katanya kepada orang itu: Terima surat hutangmu, dan tulislah: Delapan puluh pikul. Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya daripada anak-anak terang.”  (Luk 16:1-8)

Bacaan Pertama: Flp 3:17-4:1; Mazmur Tanggapan: Mzm 122:1-5 

Kesan pertama kita setelah membaca perumpamaan ini mungkin saja mengira bahwa bendahara dalam cerita ini adalah seorang “pencuri” (kata indahnya: “maling”) berkaitan dengan caranya dia berhubungan dengan para debitur majikannya. Namun jika dengan berhati-hati kita membaca bahwa sang majikan menuduh si bendahara bersalah dalam hal ketidakberesan dalam hal pengelolaan (mismanagement) dan pemborosan, bukan pencurian: “Kepadanya disampaikan tuduhan bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya” (Luk 16:1). Siapakah yang memberi informasi kepada sang majikan sehingga si bendahara sampai dituduh seperti itu? Mungkin saja salah seorang debitur, yang menjadi geram karena si bendahara membebani bunga terlalu tinggi atas utang yang ada. Upah atau gaji seorang bendahara seringkali dibayarkan dari jumlah hasil pendapatan bunga yang dibebankan atas saldo utang yang ada, dan mungkin sekali si bendahara membebankan bunga secara berlebihan demi kepentingannya sendiri.

THE HOLY BIBLE IN MY LIFEJadi, dengan menceritakan perumpamaan ini Yesus sebenarnya tidak mendorong orang untuk menjadi tidak jujur. Sebaliknya,  Yesus mengkontraskan pemikiran si bendahara yang “energetik” dan “cerdik”. Bagaimana pun juga, ketika si bendahara menyadari bahwa majikannya akan memecatnya, maka dia membangun tali persahabatan dengan para debiturnya – tidak dengan mencuri melainkan dengan menurunkan gajinya untuk keuntungan para debiturnya. Dengan demikian kedua pihak menjadi pemenang (win-win solution); pembayaran debitur-debitur menjadi lebih rendah; sedangkan di sisi lain si bendahara sudah memperoleh tempat yang cukup terjamin di luar rumah tanggal majikannya, dan reputasi sang majikan juga dipulihkan.

Moralitas si bendahara yang patut dipertanyakan di sini bukanlah merupakan inti masalah dari perumpaan Yesus ini. Yang Ia ingin kita soroti adalah prinsip “kelihaian/kelicinan” yang digunakan oleh si bendahara. Seperti si bendahara menggunakan uangnya untuk menyiapkan tempat tinggal bagi dirinya di atas muka bumi, maka kita pun dapat menggunakan uang kita dengan cerdik guna membangun Kerajaan Allah di atas muka bumi. Apa yang kita perbuat bagi orang-orang miskin dan membutuhkan pertolongan di atas muka bumi ini akan membawa ganjaran kekal-abadi bagi kita dan orang-orang lain juga.

Bagaimana? Apabila kita menyerahkan diri kita sendiri dan uang kita, maka orang-orang yang mungkin saja memilih cara-cara yang jahat dan berdosa dapat diselamatkan. Misalnya kemurahan-hati kita dalam mendukung berbagai macam pelayanan gerejawi tidak hanya menyenangkan Bapa surgawi, melainkan juga menolong orang-orang lain menghindarkan diri atau meninggalkan pilihan-pilihan buruk. Kita dapat dengan “lihai” menjalin relasi kita juga, membangun persahabatan dengan para teman/sahabat dan anggota keluarga seturut jalan Allah. Dengan demikian semuanya akan menang! Kita mengembangkan relasi-relasi yang lebih akrab, dan kita menolong orang-orang lain agar semakin dekat dengan Yesus.

DOA: Tuhan Yesus Kristus, lanjutkanlah mengajar diriku melalui sabda-Mu yang ada dalam Kitab Suci. Lanjutkanlah tindakan-Mu mengubah pikiranku agar dapat cerdik dan licin dalam membangun serta menjalin tali persahabatan dalam jalan Allah – jalan-Mu sendiri –  dengan orang-orang lain dan juga dalam memajukan Kerajaan Surga. Amin.

Catatan: Untuk mendalami Bacaan Injil hari ini (Luk 16:1-8), bacalah tulisan yang berjudul “SEORANG BENDAHARA YANG CERDIK” (bacaan tanggal 7-11-14) dalam situs/blog SANG SABDA http://sangsabda.wordpress.com; kategori: 14-11 BACAAN HARIAN NOVEMBER 2014. 

(Tulisan ini adalah revisi dari tulisan dengan judul sama untuk bacaan tanggal 8-11-13 dalam situs/blog SANG SABDA) 

Cilandak, 5 November 2014

 

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS