KAISAR DAN ALLAH

(Bacaan Injil Misa Kudus, Peringatan S. Bonifasius [675-775] – Selasa, 5 Juni 2012) 

Kemudian beberapa orang Farisi dan pendukung Herodes disuruh kepada Yesus supaya mereka menjerat Dia dengan suatu pertanyaan. Orang-orang itu datang dan berkata kepada-Nya, “Guru, kami tahu, Engkau seorang yang jujur, dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga sebab Engkau tidak mencari muka, melainkan dengan jujur mengajar tentang jalan Allah. Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak? Haruskah kami bayar atau tidak? Tetapi Yesus mengetahui kemunafikan mereka, lalu berkata kepada mereka, “Mengapa kamu mencobai Aku? Bawalah kepada-Ku satu dinar supaya Kulihat!” Mereka pun membawanya. Lalu Ia bertanya kepada mereka, “Gambar dan tulisan siapakah ini?” Jawab mereka, “Gambar dan tulisan Kaisar.” Lalu kata Yesus kepada mereka, “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!” Mereka sangat heran mendengar Dia. (Mrk 12:13-17)

Bacaan Pertama: 2Ptr 3:12-15a,17-18; Mazmur Tanggapan: Mzm 90:2-4,10,14,16 

Berulang-ulang kali Yesus harus menghadapi kemunafikan orang-orang Farisi dan para pemuka agama Yahudi lainnya. Jawaban-Nya kepada mereka selalu jujur dan langsung tanpa tedeng aling-aling. Kali ini orang-orang Farisi datang bersama para pendukung Herodes. Mereka adalah orang-orang suruhan. Siapakah yang menyuruh mereka? Kiranya Sanhedrin yang menyuruh, yaitu untuk menjerat Yesus. Mereka berkata kepada-Nya, “Guru, kami tahu, Engkau seorang yang jujur …… Engkau tidak mencari muka, melainkan dengan jujur mengajar tentang jalan Allah” (Mrk 12:14). Memang ini puji-pujian luarbiasa, namun sayangnya didorong oleh motivasi yang salah, yaitu untuk mendesak Yesus memberi jawaban terhadap pertanyaan mereka yang bersifat menjebak.

Pertanyaan mereka: “Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak? Haruskah kami membayar atau tidak?” (Mrk 12:14).  Pajak yang dimaksud di sini mungkin sekali adalah pajak kepala yang mulai diberlakukan efektif pada tahun 6. Pajak ini dikenakan atas semua laki-laki yang berumur 14 sampai 65 tahun dan perempuan yang berumur 12 sampai 65 tahun. Jumlah pajak kepala adalah 1 dinar per kepala. Pengenaan pajak kepala ini di Palestina sempat menimbulkan pemberontakan berskala kecil (lihat Kis 5:37). Pajak kepala ini terus dilawan oleh kaum zeloti (ingatlah akan seorang murid Yesus yang bernama Simon), yaitu para nasionalis Yahudi garis keras. Argumen mereka: Bagaimana sebuah bangsa yang rajanya adalah Allah sendiri dan tokh harus membayar pajak kepada penguasa di dunia? Pertanyaan orang-orang Farisi dan kaum Herodian di atas (Mrk 12:14) dirancang sedemikian rupa, sehingga dapat disimpulkan bahwa Yesus itu seorang pengkhianat yang melawan kekuasaan Romawi (kalau Dia menjawab “tidak”) atau seorang pengkhianat terhadap bangsa Yahudi (kalau Dia menjawab “ya”). Ada seorang ahli yang mengatakan, bahwa pertanyaan kepada Yesus ini adalah suatu masterpiece of cunning (William Barclay). Oleh karena itu tidak mengherankanlah apabila Yesus menanggapi seperti ini: “Mengapa kamu mencobai Aku?” (Mrk 12:15).

Kemudian Yesus minta diperlihatkan uang logam satu dinar, yaitu upah sehari untuk bekerja selama 12 jam (lihat Mat 20:2,6,12). Lalu Yesus bertanya: “Gambar dan tulisan siapakah ini?” (Mrk 12:16). Kiranya pertanyaan Yesus mengingatkan para pendengarnya ayat dalam Kitab Kejadian (Kej 1:26) yang mengatakan bahwa Allah menciptakan manusia seturut  gambar dan rupa-Nya (lihat Kej 1:26). Jadi, sesuatu benda itu adalah milik orang yang gambarnya tertera pada benda itu.

Uang logam (koin) pada zaman itu merupakan tanda kekuasaan. Apabila seorang raja/kaisar menaklukkan sebuah bangsa (atau apabila seseorang berhasil dalam pemberontakannya melawan penguasa yang ada), maka hal pertama yang dilakukannya adalah mengeluarkan uang logam dengan gambarnya. Ini sajalah yang merupakan jaminan akhir dari kekuasaan seseorang. Di mana sekeping uang logam itu berlaku sebagai alat tukar yang sah, maka kekuasaan orang yang gambarnya tertera dalam uang logam itu masih sah. Wilayah kekuasaan seorang raja atau kaisar diukur oleh daerah yang dicakup oleh uang logam itu sebagai mata uang yang sah. Karena sekeping uang logam menunjukkan gambar kepala raja/kaisar disertai inskripsi, dalam artian tertentu uang logam itu adalah memang milik sang raja/kaisar. Jadi dengan memberikan uang logam itu kepadanya, maka kita memberikan kepadanya apa yang memang merupakan miliknya.

Pesan Yesus kiranya begini: Berikanlah kepada kaisar, tetapi ingatlah bahwa ada ruangan dalam kehidupan kita yang merupakan milik Allah dan bukan milik Kaisar. Uang logam dapat pergi ke Kaisar, akan tetapi manusia yang adalah citra Allah sendiri hanya dapat mempunyai Allah sebagai Tuhannya yang sejati. Jadi, dengan penuh hikmat ilahi Yesus menjawab pertanyaan mereka: “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!” (Mrk 12:17).  Sebenarnya apa yang harus kita berikan kepada Allah? Tempat yang pertama, prioritas utama dalam kehidupan kita. Bahkan Kaisar sekali pun berhutang kepada Allah untuk otoritasnya sebagai kaisar, entah dia mengakui kenyataan itu atau tidak.

DOA: Tuhan Yesus, Ingatkanlah kami selalu mengenai apa yang harus kami berikan kepada Allah, yaitu tempat yang pertama, prioritas  utama dalam kehidupan kami. Amin.

Catatan: Untuk mendalami Bacaan Injil hari ini (Mrk 11:13-17), bacalah tulisan yang berjudul “MENGAPA KAMU MENCOBAI AKU” (bacaan tanggal 5-6-12) dalam situs/blog SANG SABDA http://sangsabda.wordpress.com; kategori: 12-06 BACAAN HARIAN JUNI 2012. 

(Tulisan ini adalah revisi dari tulisan dengan judul sama untuk bacaan tanggal 8-3-11) 

Cilandak, 18 Mei 2012 [Peringatan/Pesta S. Feliks dr Cantalice, Biarawan Kapusin] 

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS