SEMPURNA

 (Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa XI – Selasa, 16 Juni 2015)

OFMCap.: Peringatan B. Anicetus Koplin, Imam dkk.-Martir Polandia 

jm_200_NT1.pd-P13.tiff

jm_200_NT1.pd-P13.tiff

Kamu telah mendengar yang difirmankan, Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu: Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di surga, yang menerbitkan matahari  bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian? Karena itu, haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di surga sempurna.” (Mat 5:43-48) 

Bacaan Pertama: 2Kor 8:1-9; Mazmur Tanggapan: Mzm 146:2, 5-9 

“Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena itu, haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di surga sempurna” (Mat 5:44,48).

Kesempurnaan – apakah maksudnya? Apakah ini berarti seseorang yang senantiasa unggul dalam segala hal dan cara? Apakah rasa bersalah dan rasa hampir putus-asa karena berbagai kekurangan yang kita miliki membebani kita? Apakah ada perasaan bahwa kita (anda dan saya) sebenarnya dapat sempurna paling sedikit di beberapa area,  hanya apabila kita sungguh-sungguh mencobanya? Kebenarannya di sini adalah bahwa kita-manusia tidak dimaksudkan untuk menjadi Allah! “Kesempurnaan” bagi kita manusia berdosa berarti bahwa kita dipanggil untuk menjadi bejana-bejana rendah hati dari Kristus yang mengakui dosa-dosa kita, menolak ide menjadi unggul-sempurna lewat kekuatan pribadi kita sendiri, dan menyerahkan diri kita secara total kepada kuat-kuasa rahmat ilahi.

Kata dalam bahasa Yunani yang digunakan oleh Matius untuk “kesempurnaan” adalah teleios, yang berarti “lengkap dan matang”, mempunyai makna bahwa yang bersangkutan telah mencapai tujuannya. Dengan memanggil kita untuk menjadi sempurna, Yesus sebenarnya mendesak kita untuk menjadi lengkap-utuh seperti diri-Nya – untuk membiarkan hidup-Nya dan hikmat-Nya meliputi diri kita sehingga kita hidup di dunia ini seperti Dia hidup. Hasrat Allah yang terdalam adalah untuk mempunyai banyak anak yang akan mengasihi diri Yesus dan yang akan mencerminkan karakter-Nya kepada orang-orang lain. Ini adalah rencana Allah untuk kita masing-masing. Ini adalah sebuah panggilan tinggi, namun bukanlah sesuatu yang tidak mungkin!

Yesus memberi sebuah contoh sempurna bagi kita selagi Dia dengan sepenuh hati menanggapi hasrat hati Bapa-Nya. Ketika kita menyediakan diri kita guna menyenangkan Bapa surgawi, menerima kasih-Nya, dan memanisfestasikan kebaikan-Nya, maka kita tidak lagi disibukkan dengan dosa. Kita tidak lagi dibuat pusing kepala tentang setiap tindakan yang kita lakukan, tetapi hanya berupaya untuk menjaga agar hati kita dengan rendah hati dipusatkan pada Yesus dan terbuka bagi sabda-Nya yang mendorong dan menyemangati kita, yang mengoreksi, dan yang memberi janji-janji yang bukan janji-janji bohong.

ROH KUDUS MELAYANG-LAYANG - 2Kita tidak dipanggil untuk mengandalkan kekuatan kita sendiri, melainkan untuk mendekat kepada Yesus dan memperkenankan Roh-Nya untuk mentranformasikan diri kita. Selagi kita menyerahkan diri kita, maka kita akan secara tahap demi tahap menjadi satu dengan hati penuh kasih dari Allah sendiri. Yesus, Imam Besar Agung kita, mampu untuk membuat kita menjadi sempurna (lihat Ibr 10:14). Karena pengorbanan-Nya, kita menjadi dapat dibuat sempurna, mampu menjadi gambaran murni dari kebaikan-Nya dan kasih-Nya kepada Bapa surgawi. Selagi kita menaruh kepercayaan kita dalam diri Yesus, Dia pun akan melengkapi karya yang telah dimulai-Nya.

DOA: Yesus, Engkau adalah Tuhan dan Juruselamatku. Aku memuji Engkau, karena Engkau adalah pengharapanku akan kemuliaan. Terima kasih penuh syukur kuhaturkan kepada-Mu karena Engkau telah menciptakan aku dan melengkapi diriku untuk menanggapi panggilan Bapa surgawi yang begitu tinggi. Yesus, Engkau adalah andalanku. Amin.

Catatan: Untuk mendalami Bacaan Injil hari ini (Mat 5:43-48), bacalah tulisan yang berjudul “BERDOA BAGI MUSUH-MUSUH KITA” (bacaan tanggal 16-6-15) dalam situs/blog SANG SABDA http://sangsabda.wordpress.com; kategori: 15-06 PERMENUNGAN  ALKITABIAH JUNI 2015. 

(Tulisan ini adalah revisi dari tulisan dengan judul sama untuk bacaan tanggal 17-6-14 dalam situs/blog SANG SABDA) 

Cilandak, 13 Juni 2015 [Pesta S. Antonius dr Padua, Imam-Pujangga Gereja] 

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS