DIA ADALAH ALLAH YANG MAHASETIA

(Bacaan Pertama Misa Kudus, Hari Biasa Pekan III Prapaskah – Jumat, 13 Maret 2015)

OFM: Peringatan B. Ludovikus dr Casoria, Imam 

1017hosea-prophet0010Bertobatlah, hai Israel, kepada TUHAN (YHWH), Allahmu, sebab engkau telah tergelincir karena kesalahanmu. Bawalah sertamu kata-kata penyesalan, dan bertobatlah kepada YHWH; katakanlah kepada-Nya: “Ampunilah segala kesalahan, sehingga kami mendapat yang baik, maka kami akan mempersembahkan pengakuan kami. Asyur tidak dapat menyelamatkan kami; kami tidak mau mengendarai kuda, dan kami tidak akan berkata lagi: Ya, Allah kami! kepada buatan tangan kami. Karena Engkau menyayangi anak yatim.” Aku akan memulihkan mereka dari penyelewengan, aku akan mengasihi mereka dengan sukarela, sebab murkaku telah surut dari pada mereka. Aku akan seperti embun bagi Israel, maka ia akan berbunga seperti bunga bakung dan akan menjulurkan akar-akarnya seperti pohon hawar. Ranting-rantingnya akan merambak, semaraknya akan seperti pohon zaitun dan berbau harum seperti yang di Libanon. Mereka akan kembali dan diam dalam naungan-Ku dan tumbuh seperti gandum; mereka akan berkembang seperti pohon anggur, yang termasyhur seperti anggur Libanon. Efraim, apakah lagi sangkut paut-Ku dengan berhala-berhala? Akulah yang menjawab dan memperhatikan engkau! Aku ini seperti pohon sanobar yang menghijau, dari pada-Ku engkau mendapat buah.

Siapa yang bijaksana, biarlah ia memahami semuanya ini; siapa yang paham, biarlah ia mengetahuinya; sebab jalan-jalan YHWH adalah lurus, dan orang benar menempuhnya, tetapi pemberontak tergelincir di situ. (Hos 14:2-10) 

Mazmur Tanggapan: Mzm 81:6-11,14,17; Bacaan Injil: Mrk 12:28-34 

Pada zaman Hosea, lebih dari tujuh abad S.M., kerajaan Israel (sebelah utara) terlibat dalam pertarungan kekuasaan dengan Kekaisaran Asyur. Untuk bertahun-tahun lamanya, Israel menaruh kepercayaan mereka pada solusi-solusi politis dan aliansi-aliansi di bidang militer ketimbang menaruh kepercayaan pada Allah. Lagipula mereka juga mulai menyembah ilah-ilah (allah allah palsu) dengan pengharapan bahwa berhala-berhala ini akan membuat mereka menjadi makmur-sejahtera. Jadi mereka mengkhianati perjanjian mereka dengan Allah dan dengan demikian membuat diri mereka ke luar dari zona perlindungan-Nya yang khusus. Akhirnya, pada tahun 726 S.M., Israel diserbu dan ibu kotanya – Samaria – dihancurkan. Dengan latar belakang ancaman yang semakin bertumbuh dari Asyur, maka nabi Hosea menyerukan pertobatan kepada orang-orang Israel.

Hosea sendiri menikah dengan seorang perempuan yang tidak setia, Gomer. Namun Hosea tidak menceraikan istrinya itu, dia malah mencarinya, mengampuninya, dan akhirnya “memperolehnya” kembali. Hosea memahami bahwa drama yang berlangsung dalam kehidupan pribadinya – khususnya hidup perkawinannya – mencerminkan relasi Allah dengan Israel yang bandel dan suka mbalelo: YHWH-Allah akan memurnikan umat-Nya dan merangkul mereka kembali dan mengampuni semua dosa mereka.

Allah berjanji untuk menyembuhkan ketiadaan iman dari Israel (Hos 14:4), dan Ia juga selalu siap untuk memulihkan kita kepada diri-Nya. Santo Paulus bahkan menulis, “Jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya” (2Tim 2:13). Allah memang mengasihi kita tanpa syarat dan dengan bebas. Allah tidak pernah tidak peduli terhadap seorang pribadi pun dari umat-Nya. Allah tidak pernah menahan-nahan kasih-Nya, bahkan kepada orang-orang berdosa. Allah juga tidak pernah berpikir bahwa seorang pribadi sudah keterlaluan, sehingga layak untuk dibiarkan, tidak perlu disembuhkan dan diselamatkan oleh-Nya. Tidak ada orang yang berada di luar kuat-kuasa-Nya untuk menyembuhkan dan menyelematkan. Putera-Nya – Yesus Kristus –  adalah sang Gembala Baik yang senantiasa mencari domba-domba yang hilang (Yoh 10:1-18; Luk 15:1-7; Mat 18:12-14).

Hosea tidak putus harapan bahwa istrinya akan kembali kepadanya, atau bahwa Allah akan memimpin umat-Nya kembali kepada-Nya. Israel dan Gomer memang tidak setia, namun Hosea berani berdoa dengan penuh keyakinan, percaya pada bela rasa Allah, kasih-Nya dan kerahiman-Nya.

Contoh yang diberikan Hosea mendorong serta menyemangati kita untuk berdoa dengan penuh keyakinan bagi orang-orang dan situasi-situasi yang ditempatkan Allah dalam hati kita. Oleh karena itu, marilah kita menanggapi panggilan Allah untuk menjadi pelayan-pelayan kasih Allah dalam berdoa syafaat bagi orang-orang lain. Sungguh mengagumkan  apa yang dapat dilakukan Allah lewat doa-doa kita, teristimewa bila kita beriman secara radikal kepada-Nya.

DOA: Bapa surgawi, betapa setia Engkau kepada kami. Bela rasa-Mu tak terbatas. Tidak ada dosa yang begitu besar bagi-Mu sehingga tidak Kauampuni. Tidak ada relasi yang begitu buruk yang tidak dapat Kausembuhkan. Ya Tuhan dan Allahku, kasihanilah kami. Amin.

Catatan: Untuk mendalami Bacaan Injil hari ini (Mrk 12:28-34), bacalah tulisan yang berjudul “MENGASIHI ALLAH DAN SESAMA” (bacaan tanggal 13-3-15) dalam situs/blog SANG SABDA http://sangsabda.wordpress.com; kategori: 15-03 BACAAN HARIAN MARET 2015. 

Bacalah tulisan-tulisan yang berjudul “ENGKAU TIDAK JAUH DARI KERAJAAN ALLAH”  (bacaan tanggal 16-3-12) dan “KASIH YANG SEJATI” (bacaan tanggal 28-3-14) keduanya dalam situs/blog PAX ET BONUM. Juga tulisan yang berjudul “PERINTAH MANAKAH YANG PALING UTAMA?” (bacaan tanggal 16-3-12) dalam situs/blog SANG SABDA. 

Untuk mendalami Bacaan Pertama hari ini (Hos 14:2-10), bacalah tulisan yang berjudul “DIA ADALAH ALLAH YANG MAHAKASIH DAN MAHAPENGAMPUN” (bacaan tanggal 8-3-13) dalam situs/blog PAX ET BONUM. 

(Tulisan ini adalah revisi dari tulisan dengan judul sama untuk bacaan tanggal  28-3-14 dalam situs/blog SANG SABDA)

Cilandak, 10 Maret 2015 

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS