YESUS TIDAK MEMAKSA SIAPA PUN UNTUK MENJADI PERCAYA

(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa VI – Senin, 16 Februari 2015) 

stdas0730Kemudian muncullah orang-orang Farisi dan mulai berdebat dengan Yesus. Untuk mencobai Dia mereka meminta dari Dia suatu tanda dari surga. Lalu mendesahlah Ia dalam hati-Nya dan berkata, “Mengapa orang-orang zaman ini meminta tanda? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, kepada orang-orang ini sekali-kali tidak akan diberi tanda.”  Ia meninggalkan mereka, lalu Ia naik lagi ke perahu dan bertolak ke seberang. (Mrk 8:11-13) 

Bacaan Pertama: Kej 4:1-15,25; Mazmur Tanggapan: Mzm 50:1,8,16-17,20-21

Memang agak mengherankan ketika kita membaca bahwa orang-orang Farisi meminta tanda dari surga untuk membuktikan tentang kedatangan Kerajaan Allah melalui Yesus Kristus. Kita telah melihat dari bagian-bagian lain kitab-kitab Injil bahwa Yesus telah membuat banyak mukjizat dan tanda-tanda heran lainnya, hal mana sebenarnya sudah merupakan bukti yang cukup bahwa Dia berasal dari Allah. Namun bagi orang-orang Farisi tanda-tanda ini tidaklah memuaskan. Kelihatannya pada waktu itu ada pemikiran dalam Yudaisme bahwa pada saat sang Mesias datang, maka Dia akan membuat mukjizat yang bersifat unik. Tidak ada tulisan apa pun dalam Kitab Suci Perjanjian Lama yang mendukung pandangan ini. Akan tetapi, seperti begitu banyak hal lainnya, orang-orang Farisi telah membangun suatu tradisi mereka sendiri yang dipertimbangkan oleh mereka sebagai sama pentingnya dengan Kitab Suci.

Jadi, ketika mereka meminta tanda yang sangat istimewa, Yesus menjadi agak kecewa terhadap ketiadaan iman-kepercayaan mereka, lalu berkata: “Mengapa orang-orang zaman ini meminta tanda? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, kepada orang-orang ini sekali-kali tidak akan diberi tanda” (Mrk 8:12). Hal ini berarti bahwa tidak ada mukjizat yang istimewa dan unik akan dibuat-Nya untuk memuaskan kepercayaan mereka, bahwa mukjizat yang sungguh luarbiasa akan mendahului kedatangan sang Mesias.

Secara sederhana, yang dimaksudkan oleh Yesus di sini adalah, bahwa permintaan akan suatu tanda yang bersumber pada ketidakpercayaan manusia tidak akan diladeni oleh-Nya.

CELAKALAH ENGKAU KATA YESUSIman menuntut adanya suatu keterbukaan, suatu kemauan untuk menerima alasan-alasan yang biasa untuk percaya. Jika penyembuhan orang-orang sakit, pengusiran roh-roh jahat, penggandaan roti dan mukjizar-mukjizat lainnya yang jelas tidak lepas dari kuat-kuasa ilahi tidak cukup untuk meyakinkan orang-orang Farisi itu, maka hal ini berarti tidak ada respons dari pihak mereka. Iman harus merupakan suatu tindakan bebas. Yesus tidak akan memaksa siapa pun untuk percaya. Tanggapan atau respons harus datang secara bebas, dibantu oleh berbagai mukjizat dan tanda heran yang sudah dibuat oleh-Nya.

Kita sendiri memang tidak pernah menyaksikan Yesus membuat mukjizat, menyembuhkan orang sakit dlsb. Yang mungkin pernah kita lihat adalah hal-hal sedemikian yang dilakukan oleh orang-orang beriman dalam nama-Nya, namun kita percaya bahwa Yesus-lah Pelaku utamanya. “Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya” (Ibr 13:8). Yesus Kristus ini menganugerahkan kepada kita karunia iman untuk menerima Injil sebagai benar. Keempat kitab Injil memuat catatan-catatan akurat tentang kehidupan Yesus dan tindak-tanduk-Nya selama hidup di muka bumi. Oleh karena itu kita percaya! Kita percaya bahwa Yesus telah membuktikan keilahian-Nya, martabat-Nya sebagai sang Mesias yang dinanti-nantikan oleh umat Yahudi, lewat mukjizat-mukjizat dan berbagai tanda heran lainnya yang dibuat-Nya, dan memuncak pada kebangkitan-Nya dari antara orang mati.

DOA: Tuhan Yesus, kami merasa terberkati secara istimewa karena Engkau pernah bersabda, “Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya” (Yoh 20:29). Amin.

Catatan: Untuk mendalami Bacaan Injil hari ini (Mrk 1:40-45), bacalah tulisan yang berjudul “MENGAPA ORANG-ORANG ZAMAN INI MEMINTA TANDA” (bacaan tanggal 16-2-15), dalam situs/blog SANG SABDA http://sangsabda.wordpress.com; kategori: 15-02 BACAAN HARIAN FEBRUARI 2015. 

Cilandak, 8 Februari 2015 [HARI MINGGU BIASA V] 

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS